Ah, sudah hitungan bulan aku tak merasa seperti ini. Berkali-kali mata ini kuarahkan padanya. Berharap suatu saat ia akan menoleh ke arahku.
"Hei.", katanya buyarkan lamunanku.
"Sedang apa?", matanya mengarahku.
"Duduk-duduk saja.", jawabku nanar, sepi sekali.
Kubenarkan posisi dudukku. Tanganku tak bisa diam. Gelisah.
"Ia jauh lebih tinggi dariku.", ceritaku pada teman-teman.
"Wajahnya lucu sekali, tampan.", banggaku.
Kata mereka aku mirip dengannya. Mungkin jodoh?
"Sudah mau pulang?", berdebar jantungku.
"Sebentar lagi.", singkat sekali.
Tubuh tegapnya lewat di hadapanku. Berjalan menjauh. Kamu, menolehlah. Lihat aku.
bagus lit, gak aneh kok.
ReplyDeleteemang agak beda dari post2 lo sebelomnya but i can feel heavy emotions are pouring. gutjob. :*
makasih loh ya inas:-*
Deletepadahal ini cuma eksperimen, jadi berpikir untuk melanjutkan menulis seperti ini. terimakasih!:3