21.7.12

Quick update.

Lagi rajin nge-post nih. Walaupun 2 post terakhir gue tuh agak-agak "bukan gue" dan lumayan bikin sedih, tapi semoga aja menghibur. Terus sekarang bosen. Gak tau lho mau ngapain. Abis baca ulang semua post di blog terus kok kayaknya selalu sedih dan mellow. Pengen menyertakan foto di post tapi malesnya naudzubillah.

Apa ya? Hari ini (21/7) udah mulai puasa. Harusnya kan gue tidur nih nanti saur. Tapi bener-bener gak ngantuk dan pengennya main terus. Udah gitu gue nanti saur juga gaada yang bangunin dengan unyu-unyuan. Terus gimana, dong? Ya udah, gue akan bergantung pada emak gue yang setia banget bangunin gue.

Terus alhamdulillah gue udah kelas 11. Masuk kelas XI Science B dengan teman-teman yang rame banget! Walaupun rapot gue ancur-ancuran tapi alhamdulillah deh gue masih bisa masuk science.

Apa lagi, ya? Gue pengen nyanyi lagi deh. Nyanyi yang serius tapi. Tapi gaada kesempatan. Cuma bikin cover lagu doang hahaha.

Sudahlah, selamat malam!

20.7.12

1

Aku ingin dengar ceritamu. Tapi bukan tentangnya. Aku ingin tahu tentangmu. Segala yang kamu rasakan.

Aku tidak pernah tahu bagaimana caranya. Bagaimana agar namaku yang kamu sebut terus-menerus. Bukan namanya. Bukan segala yang dia miliki.

Terkadang saat kamu ceritakan padaku betapa bahagia hatimu bertemu dengannya, bagaimana ia dapat membuatmu begitu lemah dan kehilangan arah, aku tersenyum.

"Semoga suatu saat kalian bisa bersama.", begitu aku berkata. Tak ingin melihatnya muram.
"Aku akan terus menunggu, pasti indah bila bersamanya.", aku bisa dengar hela panjang nafasku.

Aku ingin kamu melihat. Dia yang kamu damba tidak tahu rasanya rindu padamu. Akulah yang selalu ingin di dekatmu.

Mungkin suatu saat aku bisa menjadi dia yang selalu kamu ucapkan selamat pagi. Mungkin juga tidak.
Mungkin esok kamu akan menghampiriku dan berkata, "Mengapa tak ada kabar? Ke mana saja?". Mungkin juga tidak.
Mungkin malam ini kamu akan dengar "Aku rindu kamu" berulang kali. Tapi tidak. Tidak sampai kamu sadari, aku selalu ada.

18.7.12

:O

Ah, sudah hitungan bulan aku tak merasa seperti ini. Berkali-kali mata ini kuarahkan padanya. Berharap suatu saat ia akan menoleh ke arahku.

"Hei.", katanya buyarkan lamunanku.
"Sedang apa?", matanya mengarahku.
"Duduk-duduk saja.", jawabku nanar, sepi sekali.

Kubenarkan posisi dudukku. Tanganku tak bisa diam. Gelisah.

"Ia jauh lebih tinggi dariku.", ceritaku pada teman-teman.
"Wajahnya lucu sekali, tampan.", banggaku.

Kata mereka aku mirip dengannya. Mungkin jodoh?

"Sudah mau pulang?", berdebar jantungku.
"Sebentar lagi.", singkat sekali.

Tubuh tegapnya lewat di hadapanku. Berjalan menjauh. Kamu, menolehlah. Lihat aku.